A. Pengelompokkan lakon berdasarkan kriteria apapun seharusnya dapat diubah dan harus masuk ke dalam salah satu kelompok, serta tidak ada satu lakon pun yang tidak terindikasi masuk dalam salah satu kelompok. Sebaliknya juga tidak akan terjadi bahwa satu lakon masuk kedalam dua jenis kelompok dengan kriteria yang sama. Dalam pengelompokkan tersebut dapat mengakibatkan adanya saling tumpang tindih. misalnya seperti lakon Kresna Cupu yang masuk dalam dua kelompok yaitu kelompok jenis Paekan dan kelompok jenis Kilatbuwana.
B. Pemasukkan lakon Sinta Ilang dalam kelompok lakon jenis paekan terasa tidak tepat karena peristiwa hilangnya Sinta bukan dalam rangka untuk mencelakai tokoh Sinta tetapi sebagai usaha Dasamuka untuk mencurinya. Kehadiran tokoh Kalamarica bukan dalam rangka untuk mencelakai Sinta tetapi dalam rangka memisahkan Sinta dengan Rama dan Laksamana sehingga Dasamuka dengan mudah dapat mencurinya. Peristiwa ini sangat berbeda dengan lakon Gandamana Luweng, yang di dalamnya terdapat peristwa paekan yang dilakukan oleh Sengkuni dengan memprovokasi anak - anak raja Pringgondani agar membunuh Gandamana dengan cara di giring masuk ke dalam kubangan.
C. pengelompokkan seperti itu tidak konsisten dalam menggunakan kriteria. Sebagaimana diketahui bahwa pengelompokkan itu berdasarkan "peristiwa penting". Di sini yang termasuk peristiwa penting adalah paekan, kraman, asmara, wirid, ngenger, perang ageng, dan boyong. kilatbuwana tidak termasuk dalam peristiwa penting karena pengertian kata kilatbuwana dapat di artikan mirip, ataupun sekarakter lakon Kilatbuwana.
D. Ada beberapa lakon yang tidak dapat masuk dalam salah satu kelompok antara lain, lakon Rabine Premadi, Rabine Palasara, dan Rabine Bratasena. Lakon - lakon ini tidak begitu saja dapat masuk dalam kelompok asmara karena dalam lakon itu sama sekali tidak berfokus pada peristiwa seorang tokoh jatuh cinta. Dalam lakon Rabine Premadi sama sekali tidak ada sepatah kata pun yang menyebutkan bahwa Premadi jatuh cinta kepada Subadara.
E. pernyataan dari editor bahwa pengelompokkan lakon itu merupakan salah satu bahkan satu - satunya tulisan tentang pengelompokkan lakon yang ada, tidak benar karena pada tahun 1974 Alm. R Soetrisno sudah melakukan pengelompokkan sedemikian itu, seperti yang dijelaskan pada model pengelompokkan pertama.
0 Komentar