Wayang purwa memiliki lakon yang amat sangat banyak. Pada umumnya lakon wayang berhubungan dengan siklus utama kehidupan manusia di antaranya : lahir, menikah, dan meninggal. Artinya lakon - lakon wayang bergelud dengan peristiwa kehidupan yang mungkin dialami oleh manusia sejak lahir hingga meninggal.
First in the human body, then in the world. As long as people live from birth to marriage and from marriage to death there are various variations of events as life experiences. There are times when humans try to develop themselves and their quality of life through hunting and hunting.
Sometimes they die for defending their opinions, or die for doing something that is not praised. These events have been revealed through various Lakon Wayang.
These are the same types of clusters that can be found in each of them. The grouping of the varieties is not in the interest of the dealer, but more into the analysis in order to understand the different varieties in detail Lakon Wayang purwa.
One of the most famous works has been carried out by Alm. R. by Soetrisno He grouped layers based on laconic themes. In this case, the theme is at the core of the story. Soetrisno grouped the lashes not on the basis of the main characters displayed in the lacon, but based on the main events with in Lakon.
Di awali dengan berada didalam kandungan manusia kemudian dilahirkan di dunia. Selama manusia hidup sejak lahir sampai menikah dan dari menikah sampai meninggal terdapat berbagai variasi peristiwa sebagai pengalaman hidup. Ada waktu dimana manusia berusaha mengembangkan diri dan kualitas hidupnya melalui berguru dan bertapa.
Ada kalanya harus mempertahankan haknya, harus berkorban demi orang lain. Dan juga harus memperjuangkan nilai - nilai yang di yakini. Menjelang kematian pun juga beraneka ragam pengalaman hidup manusia. Di lain waktu ada yang berjuang untuk menegakkan kebenaran.
Ada kalanya mati karena membela pendapatnya, atau mati karena melakukan tindakan yang tidak terpuji. Peristiwa demikianlah yang terungkap melalui berbagai lakon wayang.
Keragaman lakon wayang demikian itu dapat di kelompokkan berdasarkan kesamaan karakteristik masing - masing lakon. Pengelompokkan ragam lakon itu bukan untuk kepentingan para dalang, tetapi lebih ke dalam menganalisis dalam rangka untuk memahami secara detail berbagai ragam lakon wayang purwa.
Salah satu usaha pengelompokkan lakon wayang sudah dilakukan oleh Alm. R. Soetrisno. Ia mengelompokkan lakon wayang berdasarkan tema lakon. Dalam hal ini tema di artikan inti isi cerita. Soetrisno mengelompokkan lakon wayang bukan berdasarkan tokoh utama yang ditampilkan di dalam lakon, tetapi berdasarkan peristiwa pokok dalam lakon.
Interpretation of Lakon Wayang
Wayang Purwa It has a lot of loops. Generally speaking, it relates to the main cycles of human life: birth, marriage, and death. It means that the lakon-lakon wayang speaks of life events that can be experienced by human beings from birth to death.Sometimes you have to defend your rights, sacrifice for others. And also have to fight for the value - the value that is believed. After death, there is also an experience of human life. Somebody else struggles to uphold the truth.
0 Komentar