Lakon lahiran pada umumnya disajikan dalam rangkaian upacara tertentu seperti misalnya upacara pitonan/mitoni, sepasaran bayi maupun selapanan bayi. Mempertunjukkan lakon lahiran dalam rangkaian upacara tersebut mengandung maksud agar sang bayi mendapat keselamatan. Kepercayaan demikian merupakan sisa pandangan religio magis, yang mempercayai bahwa segala benda keramat termasuk pertunjukkan wayang mempunyai kekuatan gaib seperti ini mampu menghalau segala pengaruh jahat.
Kemajuan teknologi, pertimbangan ekonomi, perubahan pandangan, dan kepraktisan yang melanda masyarakat sekarang ini menyebabkan lakon lahiran mulai jarang disajikan dalam rangkaian upacara tersebut. Fenomena baru lakon lahiran mulai disajikan untuk kepentingan lain misalnya peresmian gedung maupun dies natalies suatu perguruan tinggi. Peresmian gedung yang masih baru juga dapat diberi makna suatu kelahiran yakni mulai dari tanah kosong sampai menjadi gedung yang tinggi. Demikian juga dies natalies di suatu Universitas juga dapat dipandang sebagai peristiwa kelahiran atau peringatan peristiwa kelahiran dalam suatu perguruan tinggi. Dengan demikian pertunjukkan lakon lahiran meskipun tujuan penyelenggaraan pentasnya tidak lagi untuk mendapatkan kekuatan gaib tetapi, fungsinya untuk pelengkap upacara masih ada.
Lakon lahiran sebagai simbol cita - cita
Lakon lahiran yang disajikan dalam rangkaian upacara pitonan, sepasaran, selapanan, peresmian gedung, dan dies natalies, suatu Universitas. Dalam hal ini biasanya tokoh yang dipilih adalah tokoh yang perilaku, sikap, dan tindakannya menurut pandangan masyarakat jawa pantas untuk menjadi suri tauladan. Sifat lahiran bukan merupakan harapan utama, dan yang paling penting adalah aspek kejiwaan. Biasanya lakon yang dipilih adalah Kelahiran Gatotkaca, Premadi, Srikandi, Rama, Subadra, dan Bratasena. Pemilihan tokoh ini mempunyai kandungan agar anak mempunyai sifat, perilaku, dan tindakan seperti tokoh tersebut. Dengan kata lain yang lebih penting adalah aspek tuntunannya. Demikian juga dengan gedung yang baru diresmikan yang diperingati sebagai hari kelahirannya. agar kehadiran tokoh bermakna bagi kehidupan sebagaimana tokoh yang dilahirkan.
0 Komentar