proses kehamilan yang terjadi dalam masyarakat pada umumnya disertai dengan ngidam. tokoh perempuan yang hamil memiliki keinginan tertentu untuk memakan sesuatu. Hal ini juga terungkap dalam lakon wayang walaupun, tidak semua lakon lahiran disertai peristiwa ngidam. Ada dua peristiwa dalam lakon wayang yaitu, ingin makan sesuatu dan ingin menaiki hewan tertentu. Lakon yang mengungkapkan ngidam ingin makan sesuatu adalah lakon Basudewa Lahir dan Puntadewa Lahir. Sedangkan ngidam yang ingin menaiki hewan tertentu adalah lakon Setyaki Lahir dan Gatotkaca Lahir. Di dalam lakon Basudewa lahir, Ibu Basudewa yaitu Dewi Bandhondari ngidam memakan buah Payasa yakni buah yang hanya dimiliki oleh para dewa ( Tristuti 1983:31-33 ). Di saat Kunti mengandung Puntadewa, beliau ngidam ingin memakan buah Kenari Jiwa ( Pringgasutoto 1993 ). Sedangkan yang ngidam ingin menaiki hewan adalah Dewi Warsini ketika mengandung Setyaki. Dewi Warsini ngidam ingin menaiki singa berwarna putih yang bisa berbicara seperti layaknya manusia, dan Arimbi saat mengandung Gatotkaca ngidam ingin menaiki Banteng Wulung ( Gondodarman 1993.
Peristiwa aneh selain ngidam juga terdapat dalam beberapa lakon lahiran yaitu seperti, Lahire Premadi dan Lahire Suteja. Janin Premadi sempat hilang dari rahim Dewi Kunti bersamaan hilangnya janin Narayana. Kedua janin itu pergi ke Suralaya untuk meminta penetapan siapa yang tua dan siapa yang muda. kedua janin itupun berperang karena tidak ada keputusan. Keduanya dilerai oleh Dewa, serta diberi petunjuk bahwa mereka berdua akan menjadi titisan Bathara Wisnu dan harus selalu bersama. Pada akhirnya janin Narayana menjadi yang tua sedangkan Premadi menjadi yang muda. Dalam masyarakat Jawa hilangnya janin dari kandungan disebut panglong. Kepergian janin Suteja berbeda dengan janin Premadi. Janin Suteja yang berada dalam Batari Pertiwi, sempat menghilang dari kandungan. Ketika Dasamuka berguru kembali pada sukma Subali dan akan diwejang Aji Pancasona, janin suteja masuk kedalam telinga dan menutup lubang telinga Dasamuka. Oleh karena itu, Dasamuka tidak dapat mendengar ajian wedharan sama sekali. Tetapi, justru Sutejalah yang menerima ajian itu, kemudian ia kembali. Dasamuka baru dapat mendengar ulangan wejangan Subali setelah janin Suteja pergi dari telinganya. Sebab itu, setelah Siteja menjadi raja, Dasamuka memanggil "kakang" karena merasa sama - sama murid Subali dan Dasamuka termasuk murid yang lebih muda dari Siteja.
Di dalam lakon Lahiran juga terdapat peristiwa penitisan dewa atau sukma tokoh wayang kepada janin yang ada dalam kandungan yaitu, lakon Lahire Ramayana dan lakon Lahire Gandamana. Dalam lakon lahire Ramayana terjadi tiga penitisan yaitu, Bathara Wisnu menitis ke janin Ramayana, Bathara Darma ke janin Barata, sedangkan Hyang Suman menyatu dengan janin Lesmana ( Soetarso 1960:5-6). Ada juga yang menitis ke janin Gandamana adalah seorang resi bernama Resi Jarwadasa ( Soeratno Gunawihardjo 1974:7-12).
0 Komentar